Diskusi “Peranan Ilmu Politik dalam Organisasi Mahasiswa”
admin Berita“Apa yang terpikir oleh kita ketika mendengar kata Politik?”, tanya bapak Rektor Unigha pada saat pembukaan Diskusi. Jawabannya pasti banyak dari kita yang langsung berfikir politik itu perebutan kekuasaan, demo, uang, tidak bertanggung jawab, dan lain-lain. Semua yang tidak menyenangkan terpikirkan ketika seseorang menyebutkan politik. Cara pandang seperti itulah yang ingin dirubah oleh mahasiswa Prodi Kewarganegaraan (PKN) FKIP Unigha. Pada tanggal 26 April lalu mahasiswa PKN Unigha mengadakan Diskusi Peranan Ilmu Politik dalam Organisasi Mahasiswa dengan tema “Terbentuknya Mahasiswa Akademis, Pencipta, Pengabdi yang bernafaskan Islam serta Terwujudnya Tatanan Kampus yang Efektif”, dengan pemateri Dr. H. Munawar A. Jalil, M.A., dari Dinas Syariat Islam Pidie dan Fauzi, S.sos., M.A., Dekan Fisip Unima serta moderator Umar Mahdi, S.H.,M.H., Pembantu Rektor II Unigha. Pemikiran-pemikiran tentang jeleknya politik itulah yang ingin diluruskan oleh para pemateri ini, karena menurut bapak Dr. H. Munawar A. Jalil, M.A. sendiri ilmu politik itu adalah ilmu yang bertujuan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, bukan politik seperti yang selama ini kita percayai.
Diskusi ini berlangsung marak tapi tertib, karena mahasiswa sendiri sangat antusias dengan topik yang diberikan. Sebagaimana diketahui, suasana politik dikampus Unigha sendiri sangat kental terasa, sehingga mahasiswa-mahasiswa yang hadir merasa perlu wawasan tambahan tentang politik. Apalagi peserta-peserta yang hadir, menurut Dekan FKIP, Drs. Sulaiman, merupakan calon tokoh-tokoh politik masa depan. Karena mahasiswa-mahasiswa ini adalah orang-orang yang berkecimpung langsung di organisasi-organisasi yang ada di Unigha.
Menurut Dr. H. Munawar A. Jalil, M.A., dalam materinya “Etika Penyelesaian Konflik dalam Organisasi Mahasiswa (perspektif Islam)” membenarkan banyak terjadinya konflik dalam organisasi mahasiswa dan tanpa penyelesaian. Ini sangat disayangkan, karena konflik itu dapat mengurangi produktifitas organisasi. Sehingga konflik perlu untuk dihindari, apalagi konflik merupakan hal yang alamiah terjadi selama manusia melakukan interaksi. Konflik bisa diselesaikan dengan beberapa cara, antara lain dengan musyawarah dan komunikasi.
Menurut Fauzi, S.sos., M.A., dalam materinya “Organisasi Kemahasiswaan sebagai Wahana Membentuk Insan Akademik dan Berkarakter Keislaman demi Terwujudnya Kampus yang Efektif”, mahasiswa merupakan insan akademik yang mengabdi kepada masyarakat, artinya selain menuntut ilmu mahasiswa juga harus bisa menjadi manfaat bagi masyarakat. Karena itu diharapkan organisasi mahasiswa bisa menjadi penyelesai masalah, dan bukannya menjadi masalah di masyarakat. Oraganisasi mahasiswa lebih sebagai wadah penampung aspirasi masyarakat, karena umumnya masyarakat mengharapkan pada mahasiswa untuk perubahan yang lebih baik.
Sebagai penutup, Dr. H. Munawar A. Jalil, M.A. menyarankan bahwa jangan jadikan kampus hanya sebagai fasilitas sebagai menerima materi dari dosen, tapi jadikan juga sebagai tempat menerima wawasan, seperti tempat berorganisasi misalnya.
Dari kiri ke kanan: Afrizal Ali (Presma Unigha), Fauzi, S.sos., M.A., Dr. H. Munawar A. Jalil, M.A., dan Umar Mahdi, S.H.,M.H., (Pembantu Rektor II Unigha/Moderator) |