Setelah hampir 10 tahun lebih Universitas Jabal Ghafur tidak lagi mengadakan KKN dikarenakan konflik sosial yang terjadi di Aceh.

akhirnya pada tahun 2012 ini Universitas Jabal Ghafur mengadakan KKN kembali untuk mahasiswa-mahasiswanya, baik mahasiswa yang reguler maupun yang non reguler. Peniadaan program KKN ini bukan hanya dilakukan oleh Universitas Jabal Ghafur, tapi juga dilakukan oleh seluruh Universitas yang ada di Aceh.

KKN yang dilaksanakan pada tanggal 21 Mei-21 Juni ini diikuti sebanyak 422 orang mahasiswa yang berasal dari 4 fakultas, yaitu Fakultas Ekonomi, Fakultas Pertanian, Fakultas Ilmu Administrasi dan Fakultas Hukum. Mahasiswa-mahasiswa ini adalah mahasiswa kampus induk dan kampus B Meereudu. Badan Pelaksanaan (Bapel) KKN sudah menyiapkan program ini sebaik mungkin dan mereka harus berkerja keras menyiapkan segala sesuatunya dikarenakan ini merupakan KKN pertama setelah lebih dari 10 tahun tidak dilaksanakan, sehingga tidak ada format program yang bisa diikuti. Bapel juga memberikan pembekalan untuk peserta KKN agar nantinya dilapangan para peserta tidak kewalahan dan mendapat gambaran apa yang dapat mereka kerjakan di masyarakat. Pembekalan ini dilaksanakan selama 2 hari, yaitu 21-22 Mei 2012. Materi pembekalan yang diberikan mencakup tentang Tri Darma Perguruan Tinggi dan KKN, Pemberdayaan Metode Komunikasi Masyarakat Gampong, Pemberdayaan Masyarakat melalui Pertanian, Pemberdayaan Gampong Melalui Pembenahan Administrasi dan Qanun-qanun Gampong, Teknik Pelaksanaan Pelaporan KKN dan Pemberdayaan Gampong melalui Pendekatan Agama.

Mahasiswa KKN Universitas Jabal Ghafur tahun 2012 di lepas oleh Bupati di kantor Bupati Pidie untuk mahasiswa kampus induk dan di kantor Bupati Pidie Jaya untuk mahasiswa kampus B Meureudu. Peserta KKN diharapkan bisa berbaur dalam masyarakat dan dapat melaksanakan kegiatan di desa bersama masyarakat desa, seperti untuk membenahi administrasi gampong dan pemanfaatan Lahan Kosong(Lahan Tidur). Sebagai wujud nyata dari Tri Darma Perguruan tinggi, mahasiswa KKN juga harus bisa menjadi motivator bagi masyarakat desa untuk membangun desanya, bukan malah menjadi tenaga kerja di desa. Bisa dilakukan dengan memberikan penyuluhan-penyuluhan dan lain-lain.

Dan terakhir, bapak Munirwan, S.H., selaku ketua Bapel KKN mengharapkan agar mahasiswa bisa melaksanakan tugas KKN dengan sebaik mungkin sesuain dengan waktu yang tersedia dan dapat mentrasfer ilmu yang dimiliki mahasiswa KKN kepada masyarakat desa.